Text
Skripsi Hubungan Usia Menarche, Dismenore Dan Siklus Menstruasi Dengan Kejadian Kanker Serviks Pada Pasien Kanker Serviks Di Rs Kanker Dharmais Tahun 2024
Latar belakang : World Health Organization (WHO) mengatakan secara global, kanker
serviks merupakan kanker keempat yang paling umum terjadi pada wanita,
dengan sekitar 660.000 kasus baru pada tahun 2022. Pada tahun yang sama,
sekitar 94% dari 350.000 kematian akibat kanker serviks terjadi di negara-
negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tingkat kejadian dan kematian
akibat kanker serviks tertinggi terjadi di Afrika Sub-Sahara (SSA), Amerika
Tengah dan Asia Tenggara. Kanker serviks secara tidak proporsional
menyerang wanita yang lebih muda, dan akibatnya, 20% anak-anak yang
kehilangan ibunya karena kanker juga menderita kanker serviks (WHO, 2024).
Berdasarkan data Global Burden Of Cancer (GLOBOCAN) tahun 2022,
kejadian ca serviks paling banyak pada wanita di dunia. Pada tahun 2022
diperkirakan 662.301 wanita yang terdiagnosa ca serviks di seluruh dunia dan
sekitar 348.874 wanita meninggal karena ca serviks (Global Burden Of Cancer,
2022).
Kemenkes RI tahun 2020 melaporkan data angka kejadian ca serviks dari
estimasi jumlah wanita usia subur 15-49 tahun di Indonesia pada tahun 2020,
yaitu sebanyak 144.250.230, hanya 8,3% (3.207.659) wanita usia subur yang
melakukan deteksi dini, 50.171 ditemukan positif IVA, dan 584 dicurigai
menderita kanker serviks (Kemenkes Republik indonesia, 2021).
DKI Jakarta menempati urutan ke 8 terbanyak penderita ca serviks di
Indonesia yaitu sebanyak 15,8 % sampai dengan tahun 2020 dari hasil
pemeriksaan IVA telah ditemukan 50.171 IVA positif dan 5.847 curiga kanker
serviks (Infodatin, 2020). Prevalensi pasien ca serviks di RS Kanker Dharmais
Jakarta dari hasil pemeriksaan kanker leher rahim sebanyak 1640 orang bahkan
77 diantaranya meninggal dunia (Rumah Sakit Dharmais, 2022).
Kanker serviks merupakan kanker yang tumbuh di leher rahim, berasal
dari epitel, atau lapisan permukaan luar leher rahim, dan 99,7% disebabkan
2
oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus HPV yang paling sering
teridentifikasi pada kanker serviks adalah HPV tipe 16 dan 18. Penderita
kanker serviks sering mengeluh nyeri pada perut bagian bawah (Novalia,
2023).
Kanker serviks memberikan dampak yang signifikan terhadap kejadian
mortalitas dan morbiditas akibat kanker di kalangan perempuan (WHO, 2022).
Selain beban kesakitan dan kematian yang terus menggerogoti perempuan,
kanker serviks juga berdampak pada tingginya beban ekonomi dan beban sosial
dalam masyarakat. Tingginya beban ekonomi dan beban sosial akibat kanker
menjadi salah satu problema tersendiri bagi keluarga terutama bagi keluarga
miskin yang tinggal di daerah pedesaan maupun daerah pinggiran kota. Indeks
pembangunan manusia (IPM) dan kemiskinan telah menyumbang >52%
kematian secara global. Kesenjangan ini, bahkan berlaku di negara
berpenghasilan tinggi seperti Amerika Serikat, dimana tingkat kematian akibat
kanker serviks 2 kali lipat lebih tinggi 6 diantara wanita yang tinggal di daerah
dengan tingkat kemiskinan tinggi dibandingkan dengan daerah dengan tingkat
kemiskinan rendah (Sung et al., 2021).
Infeksi human papilloma virus (HPV) adalah prekursor perkembangan
kanker serviks dan terdeteksi pada 99,7% kasus karsinoma sel skuamosa dan
adenokarsinoma (Jenifer et al., 2020). HPV adalah infeksi menular seksual
yang paling umum di seluruh dunia, dan merupakan etiologi utama yang terkait
erat dengan kejadian kanker serviks. Kanker ini adalah salah satu kanker yang
paling dapat dicegah karena perkembangannya yang lambat yaitu dengan
adanya lesi yang dapat dideteksi menggunakan sitologi, dan pengenalan
pengobatan yang efektif (Arbyn et al., 2020).
Selain human pappiloma virus (HPV) sebagai penyebab utama kanker
serviks, faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian kanker serviks salah
satunya yaitu menarche. Menarche sebagai salah satu determinan kejadian
kanker serviks, sebuah penelitian menunjukkan bahwa menarche atau usia saat
haid pertama kali pada usia 13-14 dan ≥15 tahun (Berraho et al., 2019).
Demikian dengan penelitian yang dilakukan di Brazil yang menunjukkan
3
bahwa menarche merupakan faktor risiko kejadian kanker serviks (da Silva et
al., 2019). Penelitian lainnya yang dilakukan di Ethiopia, menunjukkan hasil
yang berbeda yaitu perempuan yang mengalami menarche pada usia
SKR00737 | SKR/FK 2024 20217161 | Tersedia - Tidak Dapat Dipinjam |
Tidak tersedia versi lain