Text
Skripsi Hubungan Kepatuhan Menjalani Kemoterapi Terhadap Kualitas Hidup Pasien Dengan Kanker Payudara Di Rs Kanker Payudara Di Rs Kanker Dharmais Jakarta Tahun 2024
Latar Belakang : Kanker payudara merupakan kondisi dimana sel-sel ganas
berkembang di dalam jaringan payudara. Pasien dengan kanker payudara
tidak akan lepas dari berbagai macam prosedur pengobatan. Kemoterapi
merupakan salah satu pengobatan yang sering digunakan penderita kanker
stadium lanjut lokal maupun dengan metastasis. Kemoterapi paling sering
menyebabkan efek samping fisik seperti mual, muntah, perubahan persepsi
rasa, mucositis, infeksi kulit, kelelahan, kulit kering, perubahan pada kuku
dan warna kulit, kurang nafsu makan, dan ketidaknyamanan tulang. Efek
samping semacam ini menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penderitanya,
seperti takut dan cemas, lesu, atau bahkan depresi saat menjalani terapi yang
kemudian akan mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani
kemoterapi (Dewi, 2020).
Berdasarkan penelitian Stahlschmidt (2019) menunjukkan bahwa
stadium kanker dan efek samping sistemik mempunyai dampak besar
terhadap kepatuhan pasien. Wanita yang menjalani kemoterapi dan
mengalami efek samping sistemik menunjukkan tingkat kepatuhan yang
rendah hingga sedang, mereka yang menderita kanker payudara stadium I
memiliki tingkat kepatuhan yang lebih tinggi, sedangkan mereka yang
menderita kanker payudara stadium II, III, dan IV menunjukkan tingkat
kepatuhan yang rendah hingga sedang. Pasien akan berpotensi terhadap
kegagalan (ketidakberhasilan) dalam mencapai hasil dari proses pengobatan
yang dijalaninya jika pasien tidak patuh menjalani program kemoterapi
sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter.
International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun
2020 angka kejadian kanker hampir menyebabkan 10 juta angka kematian
diseluruh dunia. Menurut data Global Burden of Cancer (GLOBOCAN)
tahun 2022 kanker payudara merupakan kanker dengan kasus tertinggi
2
kedua setelah kanker paru-paru dengan 2,29 juta kasus di diseluruh dunia
dan angka kematian urutan keempat yaitu 666.103. Kanker payudara di Asia
memiliki prevalensi sebesar 39,1% dengan 3.197.043 kasus, Eropa 28,1%
dengan 2.296.495 kasus, Amerika Utara 16,3% dengan 1.332.343, dan
Ocenia sebesar 1,5% dengan 119.836 kasus (GLOBOCAN, 2022).
Kanker payudara di Indoensia menjadi salah satu jenis kanker
dengan jumlah kanker terbanyak dan salah satu penyumbang kematian
ketiga akibat kanker. Menurut data Global Burden of Cancer
(GLOBOCAN) tahun 2022, angka kejadian kanker pada perempuan yang
tertinggi adalah kanker payudara dengan jumlah mencapai 66.271 kasus
dari total 408.661 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk
jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa (GLOBOCAN, 2022).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan
Provinsi DKI Jakarta termasuk wilayah dengan perkiraan jumlah kasus
kanker payudara yang tinggi, Hal ini ditunjukkan dengan peringkat provinsi
ini yang masuk dalam 10 besar prevalensi kanker payudara pada semua
kelompok umur. Provinsi DKI Jakarta memiliki prevalensi kasus kanker
payudara sebesar 0,8%, dengan perkiraan 3.946 kasus menjadikannya
tertinggi kelima di Indonesia (Firzashafira, 2023).
Berdasarkan data RS Kanker Dharmais jenis kanker yang paling
sering terjadi adalah Ca Mamae (Kanker Payudara), terdapat 1.088 pasien
dengan kanker payudara yang rawat jalan dan rawat inap periode pada tahun
2023-2024. Pada satu tahun terakhir terdapat 265 pasien dengan kanker
payudara yang terdaftar menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Kanker
Dharmais (Data Rekam Medis RS Kanker Dharmais Jakarta, 2024).
Menurut Smeltzer & Bare (2012) pengobatan utama untuk penderita
penyakit kanker ada 4 macam yaitu pembedahan, radioterapi, hormonterapi
dan kemoterapi. Kemoterapi merupakan pengobatan untuk mengatasi
kanker dengan obat anti-kanker yang diberikan melalui mulut ataupun
pembuluh darah. Obat kemoterapi ini akan membasmi sel kanker yang
menyebar ke seluruh tubuh (Saputra et al., 2021). Salah satu faktor yang
3
berkontribusi terhadap keberhasilan pengobatan kemoterapi untuk kanker
payudara adalah kepatuhan. Kepatuhan adalah ketika seseorang dapat
menerima dan mempraktikkan rekomendasi atau saran dari profesional
medis atau informasi dari sumber lain seperti, panduan yang terdapat di
media atau brosur promosi kesehatan (Saputra et al., 2021).
Berdasarkan penelitian Stahlschmidt (2019) jenis obat yang
diberikan seperti tamoxifen dan aromatase inhibitor, usia, lama pengobatan,
tingkat pendidikan, obat penyerta, efek samping sistemik, gejala payudara,
gejala lengan, masalah rambut rontok, terapi tambahan seperti adjuvan dan
neoadjuvan, serta kanker payudara stadium merupakan faktor yang
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalani kemoterapi.
Keberhasilan pengobatan berdampak pada seberapa baik kualitas hidup
pasien. Pasien akan dapat pulih secara signifikan, meningkatkan kualitas
hidup mereka dengan memungkinkan mereka memenuhi kebutuhan mereka
sendiri dan menjadi mandiri secara emosional, sosial, dan fisik (Saputra et
al., 2021). Kualitas hidup merupakan persepsi seseorang terhadap
kesejahteraan fisiologisnya dalam menjalankan tugas dan fungsi fisiknya,
serta keadaan tubuhnya, yang mempengaruhi kesehatannya secara
keseluruhan, dan kesejahteraan mentalnya dalam menjalankan peran
emosional dan sosialnya. Tergantung pada batasan diri yang bersifat fisik,
kognitif, mental, emosional, dan penyakit kronis lainnya karena kualitas
hidup setiap orang berbeda-beda (Parasian et al., 2024).
Kualitas hidup pasien dengan kanker payudara di Indonesia masih
terdapat sekitar 35% mengalami penurunan kualitas hidup yang disebabkan
oleh efek samping pengobatan dan pengaruh psikologis dari diagnosis
kanker. Namun 65 % terdapat perbaikan dalam kualitas hidup setelah pasien
patuh terhadap pengobatan (Kemenkes, 2023). Menurut Shafira (2020)
pasien dengan kanker payudara mungkin mengalami penurunan masalah
mental dan psikologis yang signifikan, dan hal ini perlu diawasi secara ketat.
Akibatnya, mereka yang terkena dampak mungkin mengalami keputusasaan
atau mungkin mengalami penurunan kualitas hidup. Menurut meta analisis
4
terbaru dari 25 penelitian sebelumnya, pasien dengan depresi tiga kali lebih
mungkin menolak pengobatan dibandingkan mereka yang tidak mengalami
depresi, yang pada akhirnya memperpanjang masa pengobatan dan
berdampak pada kepatuhan terhadap pengobatan (Dewi, 2020).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2020) menunjukan
bahwa pasien yang patuh menjalani kemoterapi menunjukan kualitas hidup
yang baik (81,8%), sedangkan pasien yang tidak patuh dalam menjalani
kemoterapi menunjukan kualitas hidup yang buruk (80 %) nilai p= 0,017
adanya hubungan kepatuhan menjalani kemoterapi dengan kualitas hidup
pasien kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian studi
literatur yang dilakukan Saputra (2021) menunjukan hasil bahwa pasien
kanker payudara yang patuh menjalani kemoterapi memiliki kualitas
hidup yang baik artinya terdapat hubungan kepatuhan menjalani kemoterapi
dengan kualitas hidup pasien kanker payudara.
Hasil studi pendahulan yang dilakukan dengan wawancara terhadap
5 pasien dengan kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RS Kanker
Dharmais Jakarta didapatkan data dimana efek samping atau gejala yang
dirasakan setelah kemoterapi berbeda-beda 2 pasien mengatakan lemas,
sering mual dan muntah, 3 pasien mengatakan mengalami kerontokan
rambut bahkan diantaranya ada yang sudah dibotak berkali-kali serta
meraka mengalami mulut kering sehingga nafsu makannya berkurang. Hasil
wawancara didapatkan data bahwa pasien datang untuk kemoterapi tanpa
ada paksaan dari keluarga dan keluarga selalu mendukung hanya saja pasien
merasa sudah merepotkan karena sudah tidak dapat melakukan pekerjaan
sehari-hari seperti bekerja, mengurus keluarga dan peran-peran sosial
lainnya.
Masalah kepatuhan dalam menjalani kemoterapi merupakan salah
satu faktor yang berdampak pada seberapa baik kualitas hidup pasien
dengan kanker payudara, maka dari itu diperlukan penelitian lebih lanjut
tentang hubungan kepatuhan menjalani kemoterapi terhadap kualitas hidup
pasien dengan kanker payudara.
SKR00733 | SKR/FK 2024 20217168 | Tersedia - Tidak Dapat Dipinjam |
Tidak tersedia versi lain