Text
Skripsi Pengaruh Terapi Bermain Tebak Gambar Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak Di Rsud Pakuhaji
Latar Belakang : Pravalensi anak yang membutuhkan perawatan pada anak prasekolah
pada tahun 2023 sebanyak 45 % dari keseluruhan jumlah pasien anak yang
dirawat dirumah sakit, ditemukan 4%-12% pasien anak di Amerika Serikat
yang dirawat mengalami stress dan kecemasan selama pengobatan. Sekitar
3%-6% dari anak usia sekolah yang dirawat di Jerman juga mengalami hal
yang serupa, 4%-10% anak di Kanada dan Selandia baru juga mengalami
tanda stress dan kecemasan selama pengobatan (WHO 2023). Pravalensi anak
yang membutuhkan perawatan dirumah sakit setiap tahunnya mencapai 57
juta jiwa, 80% diantaranya mengalami trauma berupa ketakutan dan
kecemasan saat dirawat (UNICEF, 2023).
Pada tahun 2021 dan 2022, data Kementerian Kesehatan RI
menunjukkan bahwa angka kesakitan anak di Indonesia melampaui 58% dari
total populasi anak di Indonesia. Berdasarkan informasi tersebut,
diperkirakan 58 dari setiap 100 anak menjalani pengobatan dan 45% di
antaranya mengalami kecemasan (Kemenkes, 2022). Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) data jumlah rawat inap anak di rumah sakit di Indonesia
meningkat sebesar 19% antara tahun 2019 dan 2020 (BPS, 2020).
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Banten mencatat jumlah anak usia
prasekolah yang dirawat dirumah sakit totalnya mencapai 37.512 (Dinkes
Provinsi Banten, 2021). Hasil penelitian yang dilakukan di RSU Banten
didapatkan sekitar 70% anak mengalami kecemasan (Pratiwi, 2021).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Listianingsih et al di Rumah
Sakit Surya Asih Pringsewu, selama satu tahun tercatat 605 pasien anak
dirawat, dengan rata-rata 70 pasien setiap bulannya. Dari hasil observasi
perawat menunjukkan bahwa anak-anak merasa tidak nyaman dengan
lingkungan rumah sakit yang asing, keberadaan peralatan medis yang
menakutkan, dan prosedur perawatan yang seringkali melibatkan tindakan
medis invasif seperti pemasangan infus. Anak akan merasakan berbagai
2
perasaan tidak menyenangkan, seperti kemarahan, ketakutan, kecemasan,
kesedihan, dan rasa sakit (Listianingsih et al., 2021).
Perpisahan, kehilangan, dan ketakutan akan cedera dan rasa sakit
merupakan penyebab utama kecemasan pada anak yang dirawat di rumah
sakit. Kecemasan yang dialami anak selama dirawat inap dapat berdampak
negatif pada tumbuh kembangnya, proses penyembuhan, dan trauma pada
anak setelah keluar dari rumah sakit (Sari et al., 2023). Untuk mengatasi
kecemasan dapat dilakukan dengan cara farmakologi dan non farmakologi.
Terapi farmakologi ini biasanya akan diberikan obat sesuai dengan resep yang
diberikan dokter, sedangkan terapi non farmakologi antara lain adalah dengan
teknik relaksasi, terapi murotal, aromaterapi, terapi musik dan terapi bermain
(Rianti & Sukmawati, 2023).
Untuk mengurangi kecemasan yang dialami anak akibat perawatan,
diperlukan media yang dapat mengekspresikan perasaan yang muncul dari
pengalaman yang tidak menyenangkan, sehingga anak dapat bekerja sama
dengan petugas kesehatan selama perawatan. Salah satu media yang paling
efektif adalah melalui permainan. Terapi bermain dapat membantu anak
mengekspresikan emosi seperti kemarahan, kesedihan, dan kecemasan yang
sebelumnya sulit diungkapkan perasaannya (Kusumaningtiyas & Priastana,
2022). Peneliti ingin melakukan intervensi penggunaan terapi bermain tebak
gambar untuk mengurangi tingkat kecemasan akibat perawatan yang dialami
oleh anak karena kecemasan yang dirasakan dapat berdampak pada proses
penyembuhan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 27 Maret 2024 di ruang anak RSUD Pakuhaji, jumlah pasien anak
yang dirawat pada bulan Februari sampai dengan Maret 2024 sebanyak 215
orang dan jumlah anak yang mendapat perawatan mencapai 111, Dari
wawancara dengan 10 responden, 8 di antaranya mengatakan anaknya
mengalami kecemasan, seperti ketakutan, gelisah, menangis, rewel, dan sulit
tidur. Selain itu responden mengatakan anaknya merasa takut ketika saat
pemasangan infus dan merasa takut jika perawat dan dokter datang.
3
Sedangkan dari 2 responden mengatakan anaknya tidak merasa cemas selama
menjalani perawatan perawatan berkat dukungan keluarga yang membantu
anak beradaptasi dengan cepat di lingkungan rumah sakit. Observasi peneliti
menunjukkan bahwa masih banyak anak menangis karena ketakutan selama
perawatan dan sering meminta pulang karena merasa tidak nyaman di rumah
sakit
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi Bermain Tebak Gambar Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Anak Di RSUD Pakuhaji”
SKR00781 | SKR/FK 2024 20217119 | Tersedia - Tidak Dapat Dipinjam |
Tidak tersedia versi lain